+62-361-426450 [email protected]

Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali menggelar workshop, Rabu (25/10) kemarin di Aula Undhira Bali. Workshop pengembangan kurikulum pembelajaran karakter berbasis bela negara dan ketahanan budaya setingkat universitas di wilayah kopertis VIII, ini diikuti sekitar 250 orang peserta. Dalam workshop tersebut ditampilkan tiga pembicara yakni Direktur Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Ocky Karna Radjasa, Ph.D menjelaskan pentingnya riset dalam pendidikan. Kemudian Danrem 163/Wirasatya Kolonel Arh I Gede Widiyana SH MTr (Han) memaparkan terkait Wawasan Nusantara dalam Rangka Ketahanan Nasional. Dan Dir Intelkam Polda Bali Kombes Pol Akhmad Jamal Yuliarto menerangkan pentingnya pendidikan karakter untuk mencegah munculnya radikalisme.

Rektor Undhira Bali Rektor Undhira Dr dr Made Nyandra Sp KJ MRepro FIAS menerangkan workshop ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan lebih dari 3000 pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia mendeklarasikan kebangsaan. Dari hal itu, Undhira Bali ingin lebih memperkuatnya kembali. Tidak hanya sebatas gerakan fisik, namun lebih ke langkah memperdalam, memperlajari, memperkuat pandangan-pandangan ideologi Pancasila, UUD 45 dan NKRI. “Gerakan pemikiran, pemahaman ini bisa kita perkuat. Sehingga dengan demikian dua hal ini menjadi bagus”, terangnya.

Menurutnya, secara fisik telah dilakukan deklarasi bersama beberapa bulan lalu di Nusa Dua. Namun secara ideologi, pemahaman tentang kebangsaan, Pancasila perlu terus diperkuat. Ia berharap bahwa setelah kegiatan ini, nantinya akan coba digabung. Dimana para dosen yang mempunyai konsen, perhatian kuat dapat senantiasa menyebarkannya. Sehingga pemahaman ideologi Pancasila itu semakin kuat dikalangan dosen, mahasiswa dan masyarakat. “Bahkan nanti kalau bisa seluruh komponen bersama-sama masyarakat, baik itu guru, siswa dan sebagainya. Itu merupakan tujuan besar yang ingin dicapai”, tegas Made Nyandra.

Pada kesempatan tersebut Rektor juga sedikit memaparkan tentang tujuh karakter Undhira Bali. Yakni percaya diri, integritas, keberagaman, kewirausahaan, kepemimpinan, profesional, dan mendunia.

Direktur Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Ocky Karna Radjasa, Ph.D menerangkan bahwa proses bisnis pendidikan di perguruan tinggi itu berbasis pada dua hal, yakni riset dan pengembangan, dan proses pembelajaran. Pendidikan dikedepan hari harus didorong oleh kegiatan riset. Seperti bahan ajar, buku ajar, publikasi, dan pengembangan kekayaan intelektual berbasis riset. Oleh karena itu, salah satu upaya penyempurnaan pendidikan adalah menyeimbangkan antara pendidikan akademis dan karakter.

Menurutnya, langkah Undhira Bali merupakan hal yang unik. Karena Undhira berani menginisiasi mengangkat isu karakter sebagai ikon pendidikan. Ia menekankan, bahwa proses pembelajaran harus sesuai dengan riset, meskipun pendidikan karakter berbasis pada budaya lokal, maupun budaya nasional. Dari hal tersebut diharapkan, para pengajar, penggiat pendidikan karakter hendaknya juga mulai memikirkan pengembangan kurikulum, konsep, standart pendidikan yang berbasis riset. Prof. Ocky Karna Radjasa menambahkan, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat memiliki tugas untuk menyediakan dana riset untuk dosen di Indonesia, termasuk topik terkait sosio humaniora, pendidikan dan budaya.

Terkait pendidikan karakter, Danrem 163/Wirasatya Kolonel Arh I Gede Widiyana SH MTr (Han) memberikan sedikit gambaran tentang pembinaan di internal TNI. Dimana dalam pembinaan anggota TNI dikenal tentang Tri Pola Dasar. Hal itu meliputi pendidikan karakter, mental atau ideologi. Kemudian intelektual dan yang ketiga adalah kesegaran jasmani atau fisik. Tiga pola dasar tersebut diperlukan untuk mencapai pembangunan manusia yang utuh. (adv)