Badung – 30 Oktober 2025, Universitas Dhyana Pura (Undhira) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengembangan riset dan kolaborasi internasional melalui penyelenggaraan The 2nd International Conference on Fundamental and Applied Research (ICFAR) 2025, yang berlangsung di kampus Undhira, Badung, Bali. Kegiatan ini mengangkat tema “Transforming Interdisciplinary Research for Sustainable Development: Challenges and Opportunities.” Kegiatan berlangsung secara hybrid, daring melalui platform zoom meeting dan luring dilaksanakan di Aula Gedung E Undhira.

Ketua Panitia Penyelenggara, Dr. I Made Wisnu Adhi Putra, M.Sc., dalam laporannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya konferensi ini. “Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya kita dapat berkumpul dalam konferensi ICFAR ke-2 tahun 2025 ini. Kegiatan ini diikuti oleh 134 peserta, terdiri atas 118 presenter dan 16 non-presenter, yang berasal dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri, termasuk University of Miyazaki (Jepang), University of Greater Manchester (Inggris), dan Undhira sendiri,” tutur Dr. Wisnu Adhi Putra. “Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk para sponsor, dosen, mahasiswa, dan panitia yang telah bekerja keras demi terselenggaranya acara ini dengan baik,” lanjutnya.
Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Dhyana Pura, Prof. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., M.MA., M.A., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya riset lintas disiplin untuk menjawab tantangan global masa kini. “Tantangan dunia seperti perubahan iklim dan kesenjangan sosial tidak bisa diselesaikan oleh satu bidang ilmu saja. Melalui forum ini, kita membangun jembatan antara sains, teknologi, humaniora, dan ilmu sosial agar mampu menghasilkan perubahan yang nyata dan berkelanjutan,” ujar Prof. Rai Utama. “Kami berharap konferensi ini memperkaya jejaring akademik dan melahirkan kolaborasi baru demi kemajuan sains dan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Konferensi menghadirkan tiga keynote speakers internasional, yakni Prof. Tamaki Okabayashi, Ph.D. (University of Miyazaki, Jepang), Assoc. Prof. Ts. Dr. Alla Kesava Rao (University of Greater Manchester, Inggris), dan Dr. nat.techn. Ida Bagus Agung Yogeswara, S.TP., M.Sc. (Universitas Dhyana Pura, Indonesia). Prof. Okabayashi memaparkan mengenai Center for Animal Disease Control (CADIC): One Health Platform for Zoonotic Disease Response yang dikembangkan oleh University of Miyazaki. Sementara itu, Dr. Alla Kesava Rao dalam sesi pleno bertajuk “From Qubits to Sustainability: How Quantum Computing Will Redefine Green Technology” menjelaskan potensi komputasi kuantum dalam menekan konsumsi energi dan emisi karbon digital, serta peran lintas disiplin ilmu dalam membangun masa depan digital yang hijau dan etis. Adapun Dr. Ida Bagus Agung Yogeswara menyoroti warisan fermentasi Bali sebagai perpaduan antara praktik budaya, nilai gizi, dan mikrobiologi. Ia menekankan pentingnya riset kolaboratif untuk menjaga tradisi sekaligus mengembangkan produk fermentasi sebagai pangan fungsional yang bernilai ekonomi dan berkelanjutan.

Selain sesi pleno, konferensi juga menghadirkan paralel session dengan beragam topik, seperti ketahanan iklim, ekonomi sirkular, pendidikan, kesehatan, serta teknologi digital berbasis keberlanjutan. Forum ini mempertegas peran riset interdisipliner sebagai katalis pembangunan berkelanjutan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), guna melahirkan solusi nyata bagi kemajuan masyarakat di tingkat lokal maupun global.
