+62-361-426450 [email protected]

Dhyana Pura University (Undhira), through the 7th Character Institute, held a public lecture for students. The Rector of Dhyana Pura University, Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., MMA., M.A, opened the event. In his speech, Dr. Rai Utama welcomed and thanked the ladies and gentlemen from the North Badung Tax Office (KPP) and the Badung Regency General Election Commission for coming to campus and being willing to be an integral part of educating the nation, educating the public in terms of taxation and socialization of the 2024 General Election.

“Taxes are contributions to the State by legal entities or individuals who are owed and are forced / forced by the State to pay if their income is above the non-taxable income regulated by law, the younger generation must understand taxes and become obedient taxpayers and can contribute to the State of Indonesia.”. Made Suweta explained.

Badung Regency KPU member Ni Luh Nesia Padma Gandi, S.H conveyed that the socialization of the 2024 Election at Undhira was very strategic to inform, provide understanding, and education to the younger generation, especially novice voters, in this case, Undhira students to be able to understand the system of organizing general elections as well as raising awareness of their political rights as citizens of the nation and citizens.

Universitas Dhyana Pura (Undhira) melalui Lembaga 7 Karakter mengadakan kuliah umum bagi mahasiswa. Acara dibuka oleh Rektor Universitas Dhyana Pura, Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., MMA., M.A. Dalam pidatonya Dr. Rai Utama mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Bapak/Ibu dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badung Utara dan Komisi Pemilihan Umun Kabupaten Badung yang sudah datang ke kampus dan bersedia menjadi bagian dari yang tidak terpisahkan mendidik bangsa, mendidik masyarakat dalam hal perpajakan dan sosialisasi mengenai Pemilu 2024

“Sinergi joint program yang dilakukan antara Undhira, KPP Badung Utara dan KPU Badung memberikan edukasi kepada mahasiswa sangat penting dilakukan, untuk memberikan pemahaman tentang pajak dan proses pemilu dimana banyak mahasiswa yang baru belajar memahami pajak dan menjadi pemilih pemula dalam pemilu 2024”. Terang Dr. Rai Utama.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Badung Utara, Wicaksono, S.E., M.M yang di wakilkan oleh Drs. I Made Suweta, M.M.Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Badung Utara menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang luar biasa dan kesempatan yang diberikan kepada KPP Pratama Badung Utara. Maksud dan tujuan kedatangan kami adalah memberikan informasi dan mengingatkan kepada mahasiswa bahwa peranan pajak sangat besar bagi Bangsa Indonesia. 78% dari APBN Indonesia berasal dari pajak yang dikelola oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.

“Pajak merupakan kontribusi kepada Negara oleh badan yang berbentuk hukum atau pribadi yang terutang dan sifatnya memaksa/dipaksakan oleh Negara untuk membayar apabila penghasilannya diatas penghasilan tidak kena pajak yang diatur oleh Undang-Undang, generasi muda wajib memahami pajak dan menjadi wajib pajak yang patuh dan dapat berkontribusi bagi Negara Indonesia.”. Terang Made Suweta.

Lebih lanjut I Made Suweta menyampaikan bahwa KPP Pratama Badung Utara sudah mencapai 100% penerimaan pajak. Target dari penerimaan Rp 770 miliar dalam penerimaan kami di tahun 2023 sudah tercapai pada awal September sebesar 100% ini juga adalah kontribusi dari Bapak/Ibu Dosen dan karyawan di Universitas Dhyana Pura.

“Universitas Dhyana Pura juga sangat berkontribusi pada KPP Badung Utara, lebih dari 30 mahasiswa dari Prodi Akuntansi ikut menjadi relawan pajak memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Pelayanan Pelaporan SPT.” Tambah Made Suweta

Anggota KPU Kabupaten Badung, Ni Luh Nesia Padma Gandi, S.H menyampaikan sosialisasi mengenai Pemilu 2024 di Undhira merupakan hal sangat strategis dalam rangka menginformasikan, memberikan pemahaman, pendidikan kepada generasi muda, khususnya pemilih pemula dalam hal ini mahasiswa Undhira agar mampu memahami tentang sistem penyelenggaraan pemilihan umum sekaligus membangkitkan kesadaran akan hak politiknya sebagai warga bangsa dan warga negara.

Ketika pemahaman atas partisipasi kaum muda rendah, maka akan sangat mempengaruhi kualitas demokrasi, karena kaum muda berpotensi untuk dibajak, dimobilisasi sedemikian rupa atau dalam bahasa agama dia tidak akan jadi jamaah, tetapi akan menjadi gerombolan yang bisa merusak martabat demokrasi kita.

“Berhati-hati, karena kaum muda sebagai penguasa dan penikmat media sosial yang di tahun-tahun politik sangat sarat dengan politisisasi identitas atau SARA”, Jelas Nesia Padma Gandi.